Bagaimana Jika Sebenarnya Ada Tuhan Lain Selain Allah di Semesta Lain?
Kaum muslimin meyakini bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah. Bukankah mungkin saja ada tuhan-tuhan lain selain Allah di dunia ini?
Allah bersaksi atas diri-Nya bahwa tidak ada tuhan melainkan Dia dan Dia adalah Pencipta segala sesuatu, lalu tidak ada seorang pun yang membantahnya, maka tentu benarlah pernyataan itu.
Apakah pernah ditemukan atau mendengar di dalam sejarah bahwa ada orang yang mengaku telah menciptakan langit dan bumi, sekalipun dia orang yang paling melampaui batas?
Misalnya saja ada orang yang mengaku memiliki sebidang tanah, dia tulis namanya di atas tanah itu dan berpuluh-puluh tahun tidak ada yang membantahnya maka pernyataannya itu benar. Atau seandainya kita berada di suatu tempat dan kita menemukan sebuah dompet berisi uang, lalu kita umumkan. Tiba-tiba ada seseorang yang mengaku sebagai pemilik dompet tersebut dengan menyebutkan ciri-cirinya dan tidak ada orang lain yang mengaku memilikinya, maka pengakuannya itu dapat dibenarkannya. Nah, seandainya ada tuhan-tuhan lain, kenapa mereka tidak mempublikasikan diri dan mendustakan atau membantah pengakuan Allah ï·» bahwa ia-lah satu-satunya Tuhan?
Mungkin ada yang berkata, “Barangkali mereka tidak tahu.” Ini alasan yang lebih buruk dari sekadar dosa, sebab ketidaktahuan mustahil ada pada tuhan.
Jika ada yang berkata, “Mereka tahu, akan tetapi mereka takut terhadap si tuhan ini.” Ini juga sesuatu yang mustahil, sebab tuhan tidak boleh takut. Seandainya tuhan takut tentu saja tidak pantas menjadi tuhan.
Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai Arsy.’ Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya.” (Al-Israa’ [17]:42-43)
Seandainya ada tuhan-tuhan lain —sebagaimana yang dinyatakan oleh orang-orang musyrik— niscaya hancur sistem alam ini. Misalnya tuhan matahari memiliki sistem/kehendak yang bertolak belakang dengan tuhan hujan, tuhan tanaman, tuhan angin, tuhan bulan dan seterusnya. Sehingga mereka saling berseteru atas egonya masing-masing.
Allah berfirman, “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa.” (Al-Anbiyaa’ [21]:22) Allah berfirman, “Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.” (Al-Mu`minuun [23]:91)
Lalu bagaimana jika ada tuhan lain di alam-alam semesta lainnya?
Ketika Alah menyatakan dirinya sebagai "rabbul 'alamin" yang artinya "Tuhan segala alam", maka itu menunjukkan bahwa andaikan alam ini disusun dengan ragam dimensi maupun semesta (multiverse), maka tidak ada tuhan lain selain Allah.
Kata 'alamin sendiri merujuk kepada semua jagad semesta yang oleh ahli tafsir sendiri memiliki banyak pendapat untuk mendefinisikan kata 'alamin ini.
Al-Qurthubi: Para ahli takwil berbeda pendapat mengenai kata ‘alamin. Menurut Qatadah, kata ‘alamin adalah jamak dari kata ‘alam, yaitu setiap maujud selain Allah. Kata ini tidak memiliki arti tunggal, sama seperti kata rahthun (kelompok) dan qaum (golongan). Husain bin Fadhal mengatakan penghuni setiap zaman itu disebut ‘alam. Dan lain-lain.
Wahb bin Munabbih berkata, ‘Sesungguhnya Allah memiliki delapan belas ribu jagat, dan dunia hanyalah satu jagat dari sekian banyak jagat tersebut.’
Abu Sa‘id al-Khudri berkata, ‘Sesungguhnya Allah memiliki empat puluh ribu jagat, dan dunia dari timur hingga barat adalah satu jagat.’
Muqatil berkata, ‘Jumlah jagat adalah delapan puluh ribu. Empat puluh ribu jagat di antaranya ada di dalam air, dan empat puluh ribu di antaranya ada di darat.’
Menurut al-Qurthubi, pendapat yang pertama adalah yang paling mendekati kebenaran, karena ia mencakup setiap makhluk dan eksisten. Dalilnya adalah firman Allah, ‘Firaun bertanya, ‘Siapa Tuhan semesta jagat itu?’ Musa menjawab, ‘Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya.’’ (asy-Syu’ara: 23-24) Kata ‘alamin di dalam al-Qur’an sebanyak 60 kali, dan salah satunya mengisyaratkan langit dan bumi.
Terlepas soal eksistensi wujud multiverse dan sebagainya, yang pasti karena Allah telah berfirman “Allah menciptakan segala sesuatu.” (Az-Zumar [39]:62). Maka Allahlah yang menciptakan segala jagad raya atau alam-alam semesta lainnya.
Jika berbicara tentang Entitas Tuhan mana saja yang eksis di dunia ini, maka tentu Jesus nya orang Kristen jauh lebih eksis dibanding Allah nya orang Islam. Hal tersebut didasari jumlah penganut agama Kristen yang 500 juta orang lebih banyak dibandingkan dengan Islam.
BalasHapusNamun banyaknya pengikut bukanlah indikasi yang tepat untuk menentukan mana yang benar dan salah. Buktinya mayoritas orang sebelum abad 16 percaya Bumi itu datar dan Bumi adalah pusat Alam semesta. Dan ternyata kepercayaan mayoritas tersebut salah. Lambat laun manusia berhasil temukan kebenarannya lewat bukti-bukti yang ada.
Sampai sini bisa kita pahami bahwa kunci untuk menentukan mana yang benar dan salah adalah Bukti. Sekarang adalah tugas orang-orang Islam untuk membuktikan kenapa hanya Allah yang benar dan tidak dengan Entitas Tuhan di kepercayaan lainnya?