Ads Top

MENGAPA YAHUDI MEMANJANGKAN JAMBANG & JENGGOTNYA? Serta Hukum Mencukur Payot & Janggut


Dalam media khususnya di Internet baik dalam bentuk video maupun gambar, sering terlihat pemeluk Yahudi dengan identitas khasnya dengan berjanggut dan memanjangkan jambangnya.

Model style rambut yang demikian mungkin terlihat aneh bagi mereka yang tidak familiar. Namun hal ini merupakan jenis praktik serupa sebagai perintah agama seperti model tonsur dalam Katolik maupun sikha dalam Hindu.


Menurut The Dictionary of Jewish Terms, jambang yang memanjang oleh lelaki Yahudi ini dikenal dengan sebutan Payot ( פֵּאָה ) ataupun Payess dalam dialek Yiddish yang secara harfiah berarti "tepi" dengan maksud rambut tepi kepala yang mana praktik ini biasanya dilestarikan oleh laki-laki pemeluk Yahudi dari kelompok Ultra-Ortodoks.

Orang Yahudi Yaman menyebut payot mereka dengan simonim ( סִימָנִים ), secara harfiah berarti "tanda", karena payot mereka yang panjang menjadi ciri pembeda dalam masyarakat Yaman antara Yahudi dan Muslim.

Hal Ini merupakan bentuk ketaatan terhadap perintah dalam Torah tepatnya dalam Imamat 19:27 tentang larangan mencukur sisi kepala. Hal ini juga menyangkut larangan mencukur jenggot dalam Yahudi.

Menurut Maimonides dalam Sulchan Aruch, fungsi payot serta jenggot untuk membedakan antara komunitas Bani Israil dengan para menyembah berhala yang mencukur janggutnya dimasa lalu.

Beberapa kalangan Yahudi memanjangkan payotnya saat anak mereka berusia 3 tahun, ditandai dengan tradisi Upserin. Dalam Teaching Jewish Life Cycle menjelaskan bahwa Upsherin adalah upacara ritual pemotongan rambut, bersumber dari ajaran Kabbalis ketika seorang anak sudah berusia tiga tahun.

Pada ritual ini sanak keluarga memotong rambut sang anak dan meninggalkan rambut jambangnya yang disebut payot. Ada tradisi dimana mereka akan mendonasikan uang seberat rambut yang dipotong. Selain itu perayaan ini menandakan masuknya seorang anak kedalam pendidikan formal dan awal mula penggunaan tallit katan yang biasanya digunakan oleh lelaki Yahudi taat.

Petra van der zande dalam Remember Observe Rejoice menegaskan bahwa tradisi ini merupakan upacara yang relatif modern dan diketahui sejak abad ke 17. Hal ini sebagaimana yang diyantakan oleh profesor antropologi dan psikologi di Universitas Ibrani Yerusalem yang bernama Yoram Bilu dalam karyanya From Milah (Circumcision) to Milah (Word): Male Identity and Rituals of Childhood in the Jewish Ultraorthodox Community. Menurutnya praktik ini tidak ada dasarnya dalam tradisi keagamaan Yahudi. Melainkan merupakan adopsi dari tradisi keagamaan Islam oleh Yahudi yang hidup berdampingan dengan Muslim seperti Yahudi di Palestina, Maroko maupun di Spanyol.

Ada pula kalangan Yahudi yang tidak membiarkan jambang payot anaknya memanjang saat sejak ritual upserin, hingga mereka mencapai Bar Mizvah.

Dalam buku Mitzvah Chic menjelaskan bahwa bar Mitzvah merupakan seremoni dimana ketika anak-anak mereka sudah memasuki usia balig mereka menjadi sah sebagai seorang yang tunduk terhadap hukum agama Yahudi. Biasanya dilakukan ketika mereka menginjak usia 13 tahun untuk laki-laki dan 12 tahun untuk wanitanya.

Menurut kitab Talmud larangan mencukur payot serta janggut ini secara tradisional dipahami sebagai larangan menghilangkan seluruh rambut dengan menggunakan pisau cukur. Dalam artian, memendekkan payot atau jenggot dengan tidak mencukurnya dengan pisau cukur maka itu tidak mengapa.

Oleh karenanya sejak abad pertengahan, Yahudi di Jerman dan Italia atau di negara-negara mayoritas Kristen mereka mengakali untuk memuluskan wajahnya dan menghilangkan rambut wajah dengan menggunakan batu apung serta bahan kimiawi atau bahkan dengan gunting.

Adapun umat Yahudi yang tinggal kawasan mayoritas Muslim seperti di Yaman, Maroko, Andalusia serta Palestina mereka cenderung memanjangkan janggut dan peyotnya karena kondisi yang mendukung.

Komunitas Yahudi Ortodoks dari golongan Hasidim memiliki tradisi memanjangkan jenggot dan jambangnya serta sangat pantang memendekkannya. Praktik ini dipengaruhi oleh tradisi Kabbalistik (ajaran mistik) Yahudi dalam kitab Zohar, yang menganggap jenggot itu suci.

Rabbi Isaac Luria atau Arizal, bahkan mengatakan agar berhati-hati untuk tidak menyentuh jenggotnya agar tidak ada helai yang rontok.

Namun walaupun para Kabbalah sangat ketat dalam hal ini, di Italia, mencukur jenggot menjadi hal yang umum dilakukan pengikut Kabbalah. seorang Kabbalah Italia bahkan sampai pada tingkat yang menyatakan bahwa mencukur jenggot hanya dilarang di tanah Kanaan, dan sebenarnya dianjurkan di tempat lain. Ravi Issac Samuel Reggio bahkan mencoba membuktikan bahwa perintah Talmud ini tidak lagi diterapkan karena keadaan yang sudah berubah.

Di era modern, walaupun Yahudi Ortodoks sangat taat dengan hukum ini, ada perbedaan pandangan dari kalangan pemuka agama Yahudi Ortodoks sendiri. Beberapa posek (ahli hukum Yahudi) seperti Rabbi Moshe Feinstein dan Rabbi Yosef Eliyahu Henkin mengizinkan memotong sampai bersih janggut dan payotnya dengan mesin cukur listrik.

Penemu pisau cukur listrik merupakan seorang Yahudi yang bernama Alexandre "Sacha" Horowitz. Walaupun begitu, banyak pemeluk Yahudi Ortodoks lebih suka menumbuhkan jenggot, karena berbagai alasan agama, sosial, dan budaya, bahkan pun jika alat cukur listrik itu diizinkan secara agama.

Banyak orang Yahudi Ortodoks, bahkan Yahudi Ortodoks Hasidim, saat ini menumbuhkan jenggot untuk menjaga tradisi nenek moyang mereka, terlepas dari diizinkannya memotong janggut dan jambang tersebut.

Dengan begitu, Sehingga tidak perlu bingung apabila melihat ada Yahudi yang jambangnya pendek, ada pula yang panjang. Ada yang berjanggut serta pula ada yang tidak.

Dalam tradisi diantara mereka ada menyelipkan jambangnya di belakang telinga, melingkarkannya di sekitar telinga, atau memutarnya menjadi ikal panjang. Beberapa kebiasaan ini didasarkan pada ajaran mistik yahudi seperti Kabbalah, sementara yang lain lebih didasarkan pada norma masyarakat. Akan tetapi yang penting untuk diingat adalah bahwa semua kebiasaan yang berbeda ini diluar persyaratan dasar aturan peyot tersebut.

______________

Eisenberg, Ronald L. Dictionary of Jewish Terms: A Guide to the Language of Judaism. Rockville: Schreiber Publishing. 2008.

Greenberg, Gail Anthony. MitzvahChic: How to Host a Meaningful, Fun, Drop-Dead Gorgeous Bar or Bat Mitzvah. New York: Simon & Chuster. 2003

Zande, Petra van der. Remember Observe Rejoice. Lulu. 2017.

Kadden, Barbara Binder & Bruce Kadden. Teaching Jewish Life Cycle. Behrman House. 1997.





1 komentar:

  1. Orang menyebut kan saya ateis......karna saya memang tidak yakin dengan agama, tapi saya yakin adnya Para nabi.....pertanyaannya SUCI MANA ...PARA NABI,MANUSIA DEWASA(YG BERPIKIR),BAYI(NON BERPIKIR),TUMBUHAN,DAN CIPTAAN TUHAN (MAHA PENCIPTA ALAM) YG LAINYA.YG SAMA SAMA CIPTAAN TUHAN(MAHA PENCIPTA ALAM)

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.