ISLAM DISEBARKAN DENGAN PEDANG? Berikut Pendapat Ilmuan Barat
Persepsi keliru di kalangan nonmuslim adalah Islam tidak akan memiliki jutaan penganut di seluruh dunia, sekiranya ia tidak disebarkan dengan menggunakan kekerasan. Poin-poin berikut akan menjelaskan bahwa selain disebarkan dengan pedang, kekuatan kebenaran, nalar, dan logikalah yang menyebabkan penyebaran Islam menjadi pesat.
Islam berasal dari akar kata salam yang berarti damai. Selain itu juga berarti penyerahan kehendak seseorang kepada Allah. Dengan demikian Islam adalah agama kedamaian yang diperoleh dengan penyerahan kehendak seseorang kepada kehendak Allah.
Terkadang kekerasan hams digunakan untuk memelihara kedamaian karena tidak setiap orang di dunia mendukung pemeliharaan kedamaian dan harmoni. Ada banyak orang yang akan merusak kedamaian demi kepentingan mereka sendiri. Ada kalanya kekerasan harus digunakan untuk memelihara kedamaian. Persisnya untuk alasan inilah kita punya polisi yang menggunakan kekerasan terhadap para penjahat dan anasir antimasyarakat guna menjaga kedamaian di suatu negara.
Islam menjunjung kedamaian. Pada saat yang sama, Islam mendesak para pengikutnya untuk melawan penindasan di mana pun berada. Perlawanan terhadap penindasan mungkin terkadang menghendaki penggunaan kekerasan. Dalam Islam, kekerasan hanya boleh dipakai untuk menjunjung kedamaian dan keadilan.
Jawaban terbaik terhadap kekeliruan pandangan bahwa Islam disebarkan dengan pedang diberikan oleh sejarawan terkemuka De Lacy O'Leary seorang Orientalis Inggris yang mengajar di Universitas Bristol dan menulis sejumlah buku tentang sejarah awal orang Arab dan Koptik dalam "Islam at the Cross Road" halaman 8.
De Lacy O'Leary, Islam at the Cross Road (London: New York: E.P. Dutton and Co., 1923), hlm. 8 |
"Sejarah membuatnya jelas, bahwa legenda tentang Muslim fanatik yang melakukan kekerasan di seluruh dunia dan memaksa orang untuk masuk Islam dengan hunusan pedang ketika menaklukkan bangsa-bangsa lain adalah salah satu mitos yang paling fantastis dan tidak masuk akal yang seringkali diulang-ulang para sejarawan."
Sejarawan, penulis, filsuf dan sejarawan Inggris terkenal, Thomas Carlyle, dalam bukunya "Heroes and Hero Worship", menuliskan tentang kesalahpahaman pada penyebaran Islam:
Thomas Carlyle, Heroes and Hero Worship (London: Champman And Hall, 1820), hlm. 72 |
"Memang dengan pedang, tapi dimana Anda akan mendapatkan pedang Anda? Karena untuk setiap gagasan baru, berawal dari satu orang saja. Dalam pikirannya sendiri. Hanya disanalah gagasan itu bersemayam. Hanya satu orang saja dari seluruh dunia yang mempercayainya, satu orang melawan seluruh manusia. Jika ia mengambil pedang dan mencoba untuk menyebarkan gagasannya dengan pedang tersebut, hal itu tidak akan berhasil baginya. Anda harus mendapatkan pedang Anda! Secara keseluruhan, gagasan anda akan tersebar sendiri sebisanya."
Ira M. Lapidus seorang Profesor Emeritus Timur Tengah dan Sejarah Islam di The University of California di Berkeley menulis dalam A History of Islamic Societies bahwa:
Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societies (New York: Cambridge University Press, 2002), hlm. 198 |
“Sarjana Eropa percaya bahwa masuk Islam dilakukan dengan pedang dan bahwa orang-orang yang ditaklukkan diberi pilihan untuk pindah agama atau mati. Sekarang jelas bahwa konversi dengan paksa, meskipun tidak dikenal di negara-negara Muslim, pada kenyataannya jarang terjadi. Penakluk Muslim biasanya ingin mendominasi daripada pindah agama, dan kebanyakan konversi (pindah) ke Islam adalah sukarela. ”
Marshall Hodgson seorang akademisi studi Islam dan seorang sejarawan dunia di University of Chicago, dalam bukunya yang terkenal, The Venture of Islam, mengatakan:
Marshall G. Hodgson, The Venture of Islam, Volume 1: The Classical Age of Islam (Chicago: The University of Chicago Press, 1974), hlm.199. |
“Tidak ada upaya untuk mengubah agama orang-orang di wilayah imperial, dimana mereka sudah menganut beberapa bentuk agama yang diakui ... Di sebagian besar tanah pertanian non-Arab, objeknya bukanlah konversi (pindah agama) akan tetapi aturan… Keunggulan Islam sebagai agama, dan oleh karena itu dalam menyediakan tatanan sosial, akan membenarkan aturan Muslim: akan membenarkan Muslim yang sederhana dan bersikap adil dalam menggantikan perwakilan yang memiliki hak istimewa …
Juan Cole, seorang akademisi dan komentator Amerika tentang Timur Tengah modern dan Asia Selatan. Profesor Sejarah Richard Richard Mitchell Collegiate di University of Michigan. Menulis sebuah buku dengan judul "Muhammad; Prophet Of Peace Amid the Clash of Empires" yang berarti Muhammad; Nabi Perdamaian di Zaman Konfrontasi Imperium.
Buku ini memberikan nuansa nalar baru terhadap anggapan Islam yang disebarkan dengan pedang atau peperangan. Hipotesis Cole selanjutnya yang menarik perhatian adalah penggambarannya tentang sosok Nabi Muhammad. Ia menyebutkan, Nabi Muhammad adalah seorang yang penuh kedamaian dalam menyebarkan keyakinan monoteistiknya dan berusaha menciptakan lingkungan multikultural yang harmonis.
Cole mengambil contoh adalah periode dakwah Nabi Muhammad saat di Makkah yang cenderung ‘mengalah’. Sementara periode dakwah selanjutnya di Madinah yang diwarnai dengan sejumlah peperangan, disebut Cole sebagai upaya defensif dalam kerangka pemahaman ‘Perang Berkeadilan’.
Dalam perjalanan sejarah, Muslim menguasai Spanyol sekitar 800 tahun. Umat Muslim di Spanyol tidak pernah menggunakan pedang untuk memaksa orang lain masuk Islam. Kemudian Tentara Salib Kristen datang ke Spanyol dan membantai umat Muslim. Tidak ada seorang Muslim pun di Spanyol yang diizinkan menyerukan adzan ketika umat Kristen menguasai Spanyol dalam peristiwa inkuisisi Spanyol.
Muslim pula menjadi penguasa tanah Arab selama 1.400 tahun. Selama beberapa tahun Inggris juga pernah berkuasa, dan selama beberapa tahun Perancis berkuasa. Namun secara keseluruhan, Muslim memerintah Arab selama 1.400 tahun. Dan di zaman sekarang, ada 14 juta orang Arab beragama Kristen Koptik, yaitu mereka yang sudah beragama Kristen secara turun-temurun. Jika umat Muslim menggunakan kekerasan disana, maka tidak akan ada satu pun orang Arab di zaman sekarang yang beragama Kristen.
Umat Muslim menguasai India selama sekitar seribu tahun. Jika mereka mau, mereka punya kekuatan untuk mengubah setiap non-Muslim di India menjadi pemeluk Islam. Saat ini lebih dari 80% penduduk India adalah non-Muslim. Semua penduduk non-Muslim India di zaman sekarang menjadi saksi bahwa Islam tidak disebarkan oleh pedang.
Demikian juga, Islam telah menyebar dengan cepat di Pantai Timur Afrika. Dengan begitu timbul pertanyaan, jika memang Islam disebarkan oleh pedang, "Tentara Muslim manakah yang pergi ke Pantai Timur Afrika?"
Namun dengan pedang apa Islam menyebar? Bahkan jika umat Islam mempunyai pedang, mereka tidak bisa menggunakannya untuk menyebarkan Islam karena Al-Qur'an berfirman dalam ayat berikut:
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat." [Qs. 2: 256]
Inilah adalah pedang intelektual. Pedang yang menaklukkan hati dan pikiran orang-orang. Al-Qur'an berfirman dalam Surah Nahl[16]: 125:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." [Qs. 16: 125]
Sebuah artikel di Reader Digest 'Almanac' tahun 1986, menuliskan persentase perkembangan agama-agama besar di dunia dari tahun 1934 sampai 1984. Artikel ini juga muncul di majalah 'The Plain Truth'. Yang paling cepat perkembangannya adalah Islam, yang meningkat sebesar 235%, dan Kristen hanya meningkat sebesar 47%. Yang jadi pertanyaan, perang apakah yang terjadi di abad ini yang membuat jutaan orang masuk Islam?
Di zaman sekarang, agama yang paling cepat berkembang di Amerika adalah Islam. Agama yang paling cepat berkembang di Eropa dalam Islam. Pedang apakah yang memaksa orang-orang di Barat untuk berbondong-bondong menerima Islam seperti itu?
Dr Joseph Adam Pearson mengatakan, "Orang-orang yang khawatir bahwa senjata nuklir suatu hari nanti akan jatuh di tangan orang-orang Arab, gagal menyadari bahwa bom Islam telah dijatuhkan pada hari Muhammad lahir."
Tidak ada komentar: