Ads Top

Temuan Prasasti Hammat Gader Membuktikan Muawiyah Adalah Seorang Kristen? Menjawab Misionaris Jay Smith


Pada November tahun 2023 yang lalu, Misionaris Kristen Jay Smith dan lembaga apologetiknya, "Pfander for Apologetics," mengadakan seminar dengan tema "Historical Problems with the Sources of Islam, the City of Mecca, the Prophet Muhammad, and the Qur'an" Acara tersebut didokumentasikan dan telah diunggah ke channelnya PfanderFilms pada bulan Januari yang lalu.

Pada awal presentasinya, Jay Smith mengklaim bahwa Muawiyah bin Abi Sufyan (Muawiyah I) adalah seorang Kristen. Klaim tersebut muncul karena adanya sebuah prasasti yang ditemukan di kawasan Hammat Gader yang memuat nama Muawiyah bersama dengan simbol salib.

Jay Smith, sebagaimana cara beretorika para apologetik lainnya, tanpa menerapkan penalaran kritis atas temuan prasasti ini, langsung saja mengklaim bahwa itu bukti Muawiyah sebagai seorang penganut Kristen. Tanpa mempertimbangkan konteks dan latar belakang di balik penulisan nama Muawiyah yang disandingkan dengan salib, ia langsung menyimpulkan dengan kesimpulan yang dapat mendukung misi dan tujuannya untuk mengkritik Islam. Mungkin tidak mengherankan pula ketika penontonnya menerima klaim Jay Smith tanpa ada kritik yang kritis, karena mereka memiliki profil yang sama: tidak peduli asalkan itu dapat mengglorifikasi agama Kristen dan mendiskreditkan Islam.

Jay Smith dalam cuplikan video presentasinya

Kebiasaan Jay Smith dalam menampilkan data mentah tanpa proses uji lebih mendalam menimbulkan pertanyaan soal kevalidan semua argumen dan klaim kritiknya terhadap Islam. Namun lagi-lagi, dia adalah seorang apologet, evangelis, dan misionaris; kevalidan argumen tidak begitu penting baginya selama itu dapat mendukung agamanya.

Lalu bagaimana dengan prasatinya? Prasasti ini ditemukan di pemandian Hammat Gader di kawasan sungai Yarmuk dan diperkirakan berasal dari tahun 42 H / 662-63 M, beberapa tahun setelah Muawiyah diangkat sebagai raja. Ditulis dalam bahasa Yunani. Tinggi rata-rata setiap huruf kira-kira 3 cm. Dalam prasasti tersebut tertulis:

  1. + Pada masa hamba Allah Mu'awiyah (abdalla Maavia), pemimpin
  2. dari orang-orang yang beriman (amēra almoumenēn), pemandian air panas
  3. orang-orang di sana selamat dan dipugar kembali
  4. oleh ʿAbd Allāh putra Abū Hāsyim (Abouasemou), sang
  5. gubernur, pada tanggal lima bulan Desember,
  6. pada hari kedua (minggu), pada tahun ke-6 dari penunjukan,
  7. pada tahun 726 dari koloni, menurut orang Arab (kata Arabas) tahun ke-42,
  8. untuk penyembuhan orang sakit, di bawah perawatan Yohanes,
  9. pejabat Gadara.
Dari konten prasasti, dapat dipahami bahwa prasasti ini dibuat untuk mengenang upaya restorasi dan pemugaran situs pemandian Hammat Gader oleh Muawiyah melalui gubernur setempat bernama Abu Hasyim. Penyebutan "amēra almoumenēn" atau amirul mu'minin (pemimpin orang beriman) jelas menunjukkan prasasti ini ditulis setelah ia diangkat sebagai Raja. Pemandian lembah Hammat Gader memang terkenal dengan mata air dingin dan panasnya sejak era Bizantium dan digunakan untuk terapi perawatan penyakit karena khasiat terapeutiknya. Oleh karena itu, dalam prasasti disebutkan "untuk penyembuhan orang sakit, di bawah perawatan Yohanes, pejabat Gadara."

Dari sini juga dapat dipahami bahwa prasasti tersebut bukanlah ditulis oleh Muawiyah sendiri, dan ia tidak bertanggung jawab atas simbol salib yang termuat di dalamnya. Pada masanya, kawasan sekitar merupakan daerah dengan populasi Kristen yang signifikan. Penggunaan bahasa Yunani dan simbol-simbol Kristen dalam prasasti bukanlah hal yang luar biasa mengingat konteks lokal di mana komunitas Kristen dan praktik-praktik mereka masih dominan. Muawiyah, sebagai penguasa yang pragmatis, tampaknya menghormati tradisi lokal untuk menjaga stabilitas dan mendapatkan dukungan dari penduduk setempat. Ini menunjukkan bahwa prasasti ini ditulis oleh penganut Kristen setempat yang menjaga atau menjadi juru kunci situs terkait.

Lebih lanjut ini membuktikan bahwa sistem pemerintahan Muawiyah mencerminkan praktik administrasi dan kebijakan inklusif Muawiyah terhadap komunitas Kristen. Dengan menghormati simbol-simbol agama lokal, Muawiyah mungkin ingin menunjukkan toleransi dan memperkuat hubungan dengan komunitas Kristen yang ada di bawah kekuasaannya.

Fakta ini tentunya tidak mau diterima oleh Jay Smith, buktinya ia bahkan tidak membacakan isi dari prasasti ini di hadapan penonton dan menjelaskan latar belakangnya, kecuali hanya dengan membacakan nama Muawiyah disana dan penyebutan "hamba Allah". Sampai disini Jay Smith kemudian berargumen bahwa istilah "Allah" tidak mesti merujuk Islam, karena Kristen Arab juga menyebut Tuhan dengan sebutan Allah.

Namun disini dia tidak menyadari bahwa penulis prasasti adalah seorang non-Arab, dengan tulisan Yunaninya, menunjukkan ia dari latar belakang tradisi Romawi dimana alih-alih Theos (ΘΕΟΣ) yang lebih relefan dengan latar belakangnya, ia malah menulis Allah (ΑΛΛΑ). Penyebutan hamba Allah (ΑΒΔΑΛΛΑ) menunjukkan bahwa penulis Kristen dengan latar Romawi ini menggunakan istilah asing yang digunakan oleh orang Islam Arab dalam prasasti "kristen"-nya.

Jadi hanya karena parasasti itu ditulis oleh penganut Kristen, dengan bahasa Yunani, dengan pola ornamen Kristiani - menjadi sangat aneh apabila itu dengan serta merta disimpulkan bahwa Muawiyah adalah seorang Kristen. Di Arab Saudi juga ditemukan prasasti lain yang memuat nama Muawiyah pada bulan Oktober tahun 2013. Namun tidak adanya penyebutan Amirul Mukminin dalam prasasti ini menunjukkan jika prasasti tersebut ditulis sebelum Muawiyah diangkat menjadi raja pada tahun 661 M, dan sebelum prasasti Hammat Gader ditulis tentunya.


Pada awal teksnya disebutkan penggalan shalawat "Allahumma Shalli Ala Muhammad" yang menunjukkan bahwa Muawiyah adalah seorang pengikut Nabi Muhammad. Tokoh yang kemudian dikritik oleh Yohanes dari Damaskus dan diikuti oleh Jay Smith sebagai Nabi Palsu.

Klaim Smith akan menjadi semakin aneh mengingat pada tahun 674 Muawiyah berkonfrontrasi dengan Bizantium, kerajaan suci dalam Kristen. Peristiwa ini dicatat oleh penulis Kristen Bizantium, Theophanes The Confessor dalam Chronographia (Χρονογραφία) dan ia tidak sekalipun menyebut Muawiyah sebagai seorang Kristen disepanjang penjabaran catatannya terhadap Muawiyah. Padahal catatan Theophanes tentunya ditulis dalam perspektif Kristen.

Setelah pasukan Muawiyah tidak berhasil berkonfrontrasi dengan pasukan Bizantium dikarenakan adanya temuan teknologi senjata baru bernama "Api Yunani", Theophanes menuliskan bahwa "Muawiyah menyadari bahwa kekaisaran romawi timur (Bizantium) berada dalam pengawasan Tuhan. Ia kemudian meminta perdamaian dan membayar upeti tahunan" menunjukkan bahwa Muawiyah bukanlah seorang Kristen.

Sepanjang pemerintahannya Muawiyah juga sangat berkomitmen dengan Islam yang menunjukkan bahwa pemerintahannya berpijak pada nilai-nilai Islam, bukan Kekristenan. Tidak ditemukan sedikitpun pengaruh Kristen yang dibawa oleh Muawiyah baik dari sistem, infrastruktur, sosial bahkan tidak ada satupun instansi dan gereja baru yang dibangun di kawasan Arab khususnya hijaz serta tidak ditemukan satupun manuskrip Bible ataupun tulisan gerejawi dalam bahasa Arab. Menunjukkan dimasa Muawiyah pengaruh dan populasi Kristen sangat minim. Namun walaupun begitu, pemerintahan Muawiyah cenderung pragmatis dan iklusif. Seperti yang dicatat oleh Theophanes bahwa atas permintaan Kristen, Muawiyah membantu untuk membangun Gereja Eddessa yang rusak akibat gempa serta juga merenovasi pemandian Kristen Hammat Gader sebagaimana yang sudah diuraikan. 

Hal ini semakin memperbesar pertanyaan perihal klaim status kekristenan sosok Muawiyah oleh Jay Smith. Lebih lanjut, Jay Smith tetaplah Jay Smith sang apologet, evangelis dan misionaris Kristen dengan segala argumennya yang bermasalah. Mungkin di kolom komentar ada yang mau tambah data?

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.